Email : suhu@ymail.com ; suhu@rocketmail.com

Foto saya
Surabaya, East Java, Indonesia
Designer Database dan pecinta tehnologi yang Qur'ani

Jumat, Januari 18, 2008

Anak Mendengkur, Perlu Diwaspadai

By Dr. Bambang Supriyatno, SpA(K), on 13-03-2007 15:54, 15:54
Anak mendengkur bukan berarti nyenyak tidur. Bisa jadi ini merupakan satu petanda adanya OSAS. Apa sebenarnya OSAS itu? OSAS atau obstructive sleep apneu syndrom adalah suatu kumpulan gejala berupa apneu (tidak bernapas) atau hipopnea (kurang bernapas) pada saat tidur. OSAS lebih sering terjadi pada orang dewasa dibanding anak-anak.
Kebiasaan mendengkur dapat terjadi pada 7-9% anak pra sekolah dan usia sekolah. Kejadian tersering pada usia 3-6 tahun karena usia ini sering terjadinya pembesaran amandel. Konon, faktor keturunan punya andil dalam menyebabkan OSAS. Bahaya OSAS
  1. Berkurangnya oksigen ke otak secara kronis, tidur tidak nyenyak, dan darah yang menjadi asam akibat OSAS menimbulkan efek buruk pada tubuh.
  2. Rasa kantuk yang berlebihan. Perkembangan anak menjadi terlambat, penampilan di sekolah kurang baik. Anak menjadi hiperaktif dan agresif, serta menarik diri dari lingkungan sosial. Gangguan kognitif ringan sering terjadi.
  3. Anak gagal tumbuh disebabkan tidak mau makan, sulit menelan karena pembesaran adenoid (amandel yang letaknya di belakang rongga hidung) dan tonsil (amandel di belakang rongga mulut), peningkatan upaya untuk bernapas, dan kekurangan oksigen.
  4. OSAS dapat sebabkan gangguan paru berat.
  5. OSAS bisa menimbulkan masalah ngompol karena gangguan hormon yang mempengaruhi cairan tubuh.
  6. Sering mengalami gangguan pernapasan. Anak menghirup cairan dari saluran napas atas menimbulkan kelainan di saluran napas bawah dan infeksi pernapasan. Anak dengan tonsil besar yang mengalami kesulitan menelan atau sering merasa tercekik lebih sering mengalami radang paru-paru.

Gejala dan Tanda OSAS

  1. Sulit bernapas saat tidur yang biasanya terjadi perlahan-lahan. Mendengkur merupakan gejala awal.
  2. Anak mendengkur. Dapat terjadi terus menerus setiap tidur atau hanya pada posisi tertentu. Umumnya anak mendengkur tiap tidur dengan dengkuran keras disertai episode apnea yang diakhiri gerakan badan atau terbangun.
  3. Ada pula yang tidak mendengkur, tetrapi memperlihatkan dengusan atau hembusan bunyi dan noisy breathing (napas berbunyi). Anak berusaha bernapas, terlihat dari gerakan dinding dada.
  4. Posisi tidur anak dengan OSAS biasanya tengkurap, setengah duduk, atau kepala didongakkan (leher ditekuk ke atas) untuk mempertahankan terbukanya jalan napas.
  5. Tanda-tanda OSAS adalah anak bernapas lewat mulut dan menyebabkan tampilan wajah yang khas, gangguan anatomi wajah seperti rahang yang kecil, dan sebagainya. Bisa terdapat kegemukan, gagal tumbuh, tanda alergi misalnya lipatan horizontal di hidung, atau kehitaman di kelopak mata bawah. Bisa pula terdapat hidung yang bengkok (deviasi septum), polip, atau amandel yang membesar.

Kenali faktor risiko

  1. Pembesaran amandel menjadi penyebab terbanyak. Ada anak yang amandelnya amat besar tapi derajat OSAS-nya masih ringan, ada pula sebaliknya. Sebagian besar sembuh bila amandel diangkat, sebagian kecil tidak.
  2. Kelainan tulang wajah seperti rahang yang kecil, midface hypoplasia juga dapat menyebabkan saluran napas menyempit dan menimbulkan OSAS.
  3. Kegemukan menjadi penyebab utama OSAS pada orang dewasa tetapi tidak pada anak-anak. Perlu pemeriksaan. Anak OSAS agak sulit didiagnosis, tidak cukup hanya berdasarkan keluhan mendengkur atau sering terbangun pada malam hari. Perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti polisomnografi yang merupakan pilihan utama pemeriksaan. Anak dicurigai OSAS dengan menghitung skor, yang dinilai dari seringnya anak kesulitan bernapas, seringnya episode tidak bernapas, dan seringnya mendengkur. Makin tinggi skornya, makin besar kemungkinan OSAS.

Perlu dilakukan observasi melalui video atau penilaian kadar oksigen darah saat anak tidur. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menilai adanya kekurangan oksigen kronis dan memeriksa beberapa jenis zat radang yang berhubungan dengan proses tidur. Gangguan amandel dan OSAS Banyak ahli berpendapat operasi amandel dapat menyembuhkan OSAS sekitar 75-100%. Tetapi keberhasilan berkurang pada OSAS yang disertai kelainan tulang wajah dan kegemukan. Namun, tindakan operasi amandel penting pada kondisi di atas. Setelah operasi, gejala bisa tetap timbul dan akan menghilang beberapa minggu kemudian.Kegemukan dan OSASPenurunan berat badan pada anak kegemukan dengan OSAS dapat memperbaiki gejala. Sayangnya ini sulit dilakukan dan harus bertahap. Sambil menunggu berat badan turun, anak menggunakan CPAP (continuous positive airway pressure) dengan memberikan udara bertekanan positif lewat masker dan selang saat anak tidur.

Tindakan ini dilakukan sementara.

Referensi

  1. Schechter MS, Technical report.. Diagnosis and management of childhood obstructive sleep apneu syndrome. Pediatrics 2002. 109:1-202.
  2. Deegan PC, McNichbolas WT. Pathophysiology of obstructive sleep apnoea. Dalam: McNicholas WT. Penyunting Respiratory disorders during sleep. UK, Ers J Ltd: 1998.h63-743.
  3. Levy P, BettegaG, Pepin JL. Surgical management options for snoring and sleep apnoe. Dalam: McNicholas WT, penyunting. Respiratory disorders during sleep. UK, Ers J Ltd: 1998. h205-6

Tidak ada komentar: