Paris, Jumat - Pemimpin Bank Societe Generale, Perancis, Jumat (25/1), meminta maaf lewat iklan di media berkaitan kerugian sebesar 4,9 miliar euro (sekitar Rp 66,4 triliun). Bank berusia 144 tahun ini dibobol karyawannya sendiri.
”Saya memahami kekecewaan, kemarahan Anda,” ujar Pemimpin Eksekutif Daniel Bouton dalam iklan halaman penuh ditujukan bagi pemegang saham Societe Generale (SocGen). Iklan ini terlihat di surat kabar Le Figaro dan Les Echos et La Tribune.
”Situasi ini tak bisa ditolerir. Saya sadar kejatuhan harga saham sangat berarti bagi Anda. Saya mohon maaf dan sangat menyesalkan semua ini,” ujar Bouton. SocGen merupakan bank nomor dua di Perancis dan didirikan oleh Napoleon III pada tahun 1864. SocGen kini ada di 77 negara dengan 120.000 karyawan.
Dijelaskan, Kerviel adalah pedagang dalam SocGen dan dalam aksinya menggunakan transaksi ”sederhana” tetapi dilakukan dengan ”teknik yang bervariasi dan sangat canggih. Dengan demikian, aksi ini tidak terdeteksi oleh sistem keamanan bank yang sudah dibuat berlapis.
Terbesar dalam sejarah
Kerviel yang baru bergabung dengan SocGen tahun 2000 melakukan aksinya selama tahun 2007. Dia menggunakan dana bank untuk berspekulasi di bursa saham Eropa. Sejauh ini diyakini Kerviel beraksi sendirian. Ini berarti aksi perorangan pembobolan bank terbesar dalam sejarah sejak aksi spekulasi Nick Leeson yang membuat Bank Barings, Inggris bangkrut pada tahun 1995. Leeson yang menjadi manajer Bank Barings Singapura berspekulasi di perdagangan berjangka di bursa berjangka Asia, menyebabkan kerugian 860 juta poundsterling (sekitar Rp 12,8 triliun). Akibatnya, Bank Barings yang sudah berusia lebih dari 230 tahun langsung bangkrut. Aksi penipuan Kerviel ini baru diketahui pekan lalu saat terjadi gejolak di pasar saham. SocGen terpaksa menjual kontrak-kontrak yang dibuat Kerviel saat harga saham berjatuhan. Perlu tiga hari untuk bisa menjual tuntas semua kontrak yang ada. Pihak lain menyebutkan, Kerviel sempat berspekulasi dengan uang SocGen hingga lebih dari 50 miliar euro. Namun, setelah dilakukan aksi jual kembali semua transaksi saham tadi diketahui kerugian yang dialami SocGen sekitar 4,9 miliar euro. Gubernur Bank Sentral Perancis (Bank of France) Christian Noyer, hari Jumat, mempertanyakan bagaimana bisa terjadi kerugian 4,9 miliar euro bisa terjadi karena perbuatan satu orang. Dia juga mengatakan, kasus ini tak berkaitan dengan krisis subprime, yang menyebabkan kesulitan pada pasar keuangan dunia secara umum. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang sedang berada di India, Jumat, menegaskan bahwa skandal yang melanda SocGen tidak memengaruhi ”sistem keuangan Perancis yang terpercaya dan solid”. ”Ini hanya sebuah penipuan internal,” ujarnya dalam jumpa pers. Sekalipun kerugian SocGen jauh lebih besar dibandingkan Bank Barings, Bouton menegaskan, kondisi keuangan bank yang dipimpinnya tetap bagus. Dia juga meyakinkan nasabah untuk tetap terus menaruh kepercayaan kepada SocGen. Bank ini juga diyakini akan kembali mantap. Bouton menegaskan, SocGen akan mencatat profit antara 600 juta hingga 800 juta euro sepanjang tahun 2007, sekalipun sudah mengalami kerugian 2,05 miliar euro akibat krisis subprime di AS yang membuat harga saham berjatuhan. Ulah Kerviel ini jelas memukul dan mengejutkan banyak kalangan perbankan, mengingat skala nilai perdagangan dan kompleksitas dari transaksi yang ada. Menggunakan pengetahuannya akan sistem pengawasan SocGen dan pengalamannya sebagai pemantau transaksi, dia berhasil lolos dari pengawasan. Banyak dari transaksi yang dibuatnya tak tercatat oleh rekan- rekannya dan pengawasnya. Kerviel bisa menutupi transaksinya dengan apa yang dikatakan pihak SocGen sebagai ”sebuah skema mengolaborasi transaksi fiktif”. Pihak SocGen sudah mengajukan tuntutan penipuan kepada Kerviel karena telah memalsukan laporan bank menggunakan data bank dan penipuan dengan komputer. Pembela Kerviel, Elisabeth Meyer, kepada jaringan televisi Perancis, BFM, mengatakan bahwa kliennya ”tidak kabur” dan siap menghadapi hukum. Namun, dia tidak menjelaskan di mana Kerviel berada. ”Ini tindakan individu (Kerviel) yang membangun sebuah perusahaan tersembunyi dalam perusahaan, menggunakan segala prasarana milik SocGen, dan dengan segala kemampuan intelegensianya bisa lolos dari prosedur pengawasan,” ujar Bouton. Banyak pertanyaan yang muncul, bagaimana dan mengapa Kerviel bisa melakukan apa yang dikatakan sebagai penipuan itu dalam jumlah yang begitu besar. Belum jelas apakah dia melakukan itu karena kesal, ambisius, atau karena ada alasan lain. Perwakilan dari tiga serikat pekerja SocGen mengatakan bahwa manajer yang memberikan penjelasan menyangkut skandal ini mengakui bahwa Kerviel melakukan ini karena ”masalah keluarga”. Sejak bergabung sebagai karyawan SocGen pada tahun 2000, karier Kerviel beranjak dari karyawan pendukung di bagian perdagangan hingga menjadi pedagang yang masa depannya jelas lebih baik. Berarti dia memang bisa saja berspekulasi di pasar saham berjangka. Thierry Mavic, wali kota Pont-L’Abbe, kota di Perancis barat tempat Kerviel tinggal, kepada media menggambarkan anak muda ini sebagai seorang ”yang sangat cerdas, penuh pertimbangan, anak muda tanpa masalah”. (Reuters/AFP/ppg)
Sumber : http://www.kompas.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar