Email : suhu@ymail.com ; suhu@rocketmail.com

Foto saya
Surabaya, East Java, Indonesia
Designer Database dan pecinta tehnologi yang Qur'ani

Kamis, Oktober 30, 2008

Karena nggak mendidik

Karena gambarnya gak mendidik


maka bukunya ditarik dan diganti ini...

Daftar Krisis Ekonomi Dunia Sepanjang Sejarah

Ditulis tanggal 30 Oktober 2008, jam 13.10 BBWI

Saat ini kita sedang memasuki krisis ekonomi yang sebenarnya parah. Hal yang paling bijak saat ini adalah :

1. Pegang uang Cash, jangan investasi ke properti dulu karena prediksi harga properti akan jatuh
2. Jangan beli emas. harga emas saat ini sedang fluktuasi. bahkan trend sekarang sedang turun.
3. Depositokan saja ke Bank. Ingat bunga tertinggi yang dijamin negara 10 % dan Maks Rp 2 M. jika ada bank menawarkan bunga diatas 10% hati2. bank itu lagi kesulitan uang. dan jika bangkrut, uang anda tidak akan diganti negara. Pilih bank Pemerintah saja.
4. Jangan beli dollar. Dollar tinggi saat ini karena investor asing banyak menarik dollarnya dari Indonesia karena mereka butuh duit. Kondisi kita sekarang sangat beda dengan 1998. ingat itu.
5. Jika anda saat ini pegang dollar maka saat ini adalah saat yang tepat untuk mulai mempertimbangkan melepas dollar karena titik kulminasinya hampir tercapai. Jangan menunggu pekan depan karena kemungkinan keuntungan akan turun. jika ragu lepaslah secara parsial/sebagian.
6. The Fed (BI-nya USA) saat ini sudah memotong SBInya sehingga hanya menjadi 1%. Kemungkinan terjadi kontraksi sangat besar. artinya situasi sekarang sedang menuju equilibrium (keseimbangan).
7. Belilah produk dalam negeri. itu akan menimbulkan multiple efek yang positif terhadap makro ekonomi kita. Kata ekonom, negara yang mempunyai sumber daya alam yang besarlah saat ini yang bisa survive.
Ayo..kita adalah bangsa yang diberi rahmat kekayaan alam. Pergunakan sebaiknya. belilah dari petani dan pedagang kita produk asli Indonesia. Jangan minder. Makanan semahal apapun jika sudah masuk perut dan keluar besok paginya, tidak akan berbeda, baik bau dan bentuk dengan produk makanan tradisional Indonesia.
Berikut daftar resesi dunia sebagai informasi anda :
Kepanikan 1797
Krisis ekonomi berlangsung selama 3 tahun dari 1797 hingga 1800. Akibat dari deflasi Bank of England yang menyebar hingga lautan Atlantik dan Amerika Utara dan menyebabkan hancurnya perdagangan dan pemasaran real estate di Amerika Serikat dan sekitar Karibia. Ekonomi Inggris terpengaruh akibat adanya pembalikan deflasi selama perang dengan Perancis saat terjadinya revolusi Perancis.
Depresi 1807
Depresi terjadi selama tujuh tahun sejak 1807 hingga 1814. Undang-undang embargo Amerika Serikat 1807 pada saat itu diluluskan oleh kongres Amerika saat presiden Thomas Jefferson memimpin. Hal ini menghancurkan industri yang terkait dengan pengapalan. Kaum federal berusaha melawan embargo ini dan berusaha melakukan penyelundupan di New England .
Kepanikan 1819
Krisis terjadi selama 5 tahun dari 1819 hingga 1824. Ini adalah krisis finansial pertama yang mempengaruhi keuangan Amerika Serikat secara besar-besaran, bank-bank berjatuhan, munculnya pengangguran, dan merosotnya pertanian dan industri manufaktur. Ini juga menandakan berakhirnya ekspansi ekonomi yang mengikuti Perang 1812.
Kepanikan 1837
Berlangsung antara 1837 hingga 1843. Ekonomi Amerika jatuh secara tajam disebabkan kegagalan bank dan kurangnya keyakinan pada uang kertas. Spekulasi pasar menyebabkan bank di Amerika berhenti bertransaksi dalam bentuk koin emas dan perak.
Kepanikan 1857
Terjadi selama tiga tahun hingga tahun 1860. Kejatuhan Perusahaan Asuransi Hidup dan Kepercayaan Ohio menimbulkan ledakan spekulasi di sektor transportasi Amerika Serikat. Lebih dari 5000 bisnis gagal kurang dari setahun sejak terjadinya kepanikan dan kaum pengangguran melakukan protes di kawasan urban.
Kepanikan 1873
Terjadi selama enam tahun disebabkan masalah ekonomi di Eropa mengakibatkan jatuhnya Jay Cooke & Company, bank terbesar di Amerika Serikat. Hal ini juga menimbulkan spekulasi terhadap perang saudara di Amerika. Undang-undang koin 1873 juga memberikan kontribusi dalam jatuhnya harga perak yang menghancurkan industri pertambangan Amerika Utara.
Depresi Berkepanjangan
Sesuai namanya, depresi ini menelan waktu 23 tahun sejak 1873 hingga 1896. Runtuhnya Bursa Efek Vienna menyebabkan depresi ekonomi yang menyebar ke seluruh dunia. Ini sangat penting dicatat dimana pada periode ini, produksi industri global meningkat pesat. Di Amerika Serikat misalnya, pertumbuhan produksi mencapai empat kali lipat.
Kepanikan 1893
Terjadi selama tiga tahun hingga 1896. Terjadi akibat kegagalan Reading Railroad Amerika Serikat dan penarikan investor Eropa terhadap pasar saham serta jatuhnya bank-bank.
Resesi Perang Dunia ITerjadi selama tiga tahun hingga 1921. Terjadinya hiper inflasi di Eropa menyebabkan kelebihan produksi besar-besaran di Amerika Utara.
Depresi Besar 1929
Depresi yang paling besar dan dikenang sepanjang sejarah. Terjadi selama 10 tahun sejak 1929 hingga 1939. Pasar saham di seluruh dunia saat itu berjatuhan dan bank-bank di Amerika Serikat mengalami kebangkrutan. Jutaan pengangguran bermunculan dan kemiskinan merajalela.
Resesi 1953
Terjadi selama satu tahun. Setelah periode inflasi perang Korea berakhir, banyak uang yang ditransferkan untuk keamanan nasional Amerika Serikat. Berubahnya kebijakan The Fed yang lebih membatasi tahun 1952 menyebabkan terjadinya inflasi yang lebih lanjut.
Krisis Minyak 1973
Terjadi selama dua tahun hingga 1975. Naiknya harga minyak yang ditetapkan oleh OPEC dan tingginya biaya yang dikeluarkan Amerika Serikat pada Perang Vietnam menyebabkan terjadinya stagflasi di Amerika Serikat.
Resesi Awal 1980
Terjadi di awal tahun 1980 selama dua tahun, revolusi Iran membuat melonjaknya harga minyak dan munculnya krisis energi 1979. Pergantian rezim di Iran menyebabkan menurunnya pasokan minyak sehingga harga minyak melambung. Ketatnya kebijakan moneter di Amerika Serikat untuk mengontrol inflasi menyebabkan terjadi resesi lainnya.
Resensi Awal 1990
Terjadi selama satu tahun dimana perdagangan produk industri dan manufaktur menurun.
Resesi Awal 2000
Terjadi selama dua tahun dari 2001 hingga 2003. Keruntuhan bisnis dot-com, serangan 11 September, dan skandal pembukuan menyebabkan krisis di sekitar Amerika Utara.
Depresi Ekonomi 2008
Depresi yang saat ini tengah melanda dunia. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya naiknya harga minyak yang menyebabkan naiknya harga makanan di seluruh dunia, krisis kredit dan bangkrutnya berbagai investor bank, meningkatnya pengangguran sehingga menyebabkan inflasi global. Bursa saham di beberapa negara terpaksa ditutup beberapa hari termasuk di Indonesia , harga-harga saham juga turut anjlok. Diperkirakan depresi ekonomi kali ini separah / lebih parah dari depresi besar ekonomi 1929.

Kamis, Oktober 09, 2008

Kaca Spion

Oleh Andi F. Noya
Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta . Tapi, suatu Hari Ada kerinduan Dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana. Bukan untuk Baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler. Namun baru dua tiga Suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa Lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya Mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini gado-gado yang saya makan Dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi Mengapa rasanya jauh berbeda?
Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal Rasanya yang mengecewakan, tetapi Ada hal lain yang membuat saya gundah. Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu Mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit saya. Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib Yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya Merasa begitu bahagia. Biasanya satu sampai dua jam saya di sana . Jika Masih Ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum Buku, terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang Dan hati riang. Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak Gado-gado di sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna Hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong. Makan Sepiring tidak akan pernah puas. Kalau Ada uang lebih, saya pasti nambah Satu piring lagi.
Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya Bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa Dan Siapa Orang Indonesia . Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia. Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA. Karir saya terus Meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia Dan Metro TV.Sampai suatu Hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di Sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya Menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan Kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah Dan tidak lagi Menjadi diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu Hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya Mobil sendiri, Dan Punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi Sombong karenanya.
Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya .. SejakKecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas Dan Menjadi trauma masa kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan tahun. Saya Bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola. Sepeda Milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah Mobil. Kaca spion Mobil itu patah. Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer Saya tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya.
Sesampai di rumah Saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang Sebenarnya sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi Mobil, di Jalan Prapanca. Garasi Mobil itu oleh pemiliknya disulap Menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar yang cuma Enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat Tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur diRuangan itu.
Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar. Rupanya sang pemilik Mobil datang. Dengan suara keras dia marah-marah Dan mengancam ibu saya. Intinya dia meminta ganti rugi atas kerusakan Mobilnya.Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras Dan tidak Bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca Spion mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang Senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang Mengandalkan penghasilan dari menjahit baju.
Sebagai gambaran, ongkos Menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua Minggu. Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan Ada Tiga, tapi lebih sering cuma satu. Dengan penghasilan dari menjahit Itulah kami - ibu, dua kakak, Dan saya - harus bisa bertahan hidup Sebulan. Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut. Setiap Akhir bulan sang pemilik Mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil Uang. Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan Uang untuk itu. Tetapi rasanya tidak Ada habis-habisnya. Setiap akhir Bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu Ketakutan. Di Mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah Artinya kaca spion Mobil baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat Kondisi ibu Dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah Ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba. Saya benci pemilik Mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya benci orang kaya.
Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya. Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya. Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan. Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan. Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah.
Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka tidak punya hati nurani. Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat, saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah. Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti.
Kegundahan itu saya utarakan kepada istri. Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah. Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan.. Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan. Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak. Cita rasamu sudah meningkat,'' ujarnya. Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, "Kamu berhak untuk itu.. Sebab kamu sudah bekerja keras."
Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat. Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah. Saya takut perasaan saya tidak lagi sensisitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.
Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif. Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak. Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang. Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab.
Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh. Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok..Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion. Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung.
Sang ibu, yang lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi. Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera luluh. Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya. Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu. Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.
Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.

PUASA, "RETURN TO THE ORIGIN"

Oleh : Tuty Yosenda
-
Setiap puasa saya selalu mengenang Jean dan Garry, penganut ajaran Mormonisme, (lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Mormon) sebuah sekte Kristiani, yang saya kenal di tahun 2001. Pasangan dari Idaho-USA ini rajin puasa seminggu sekali. Selama puasa, sejumlah pengeluaran yang biasa digunakan untuk makan itu mereka sumbangkan untuk kegiatan bakti sosial di seluruh dunia. Kami berjumpa ketika mereka sedang bertugas mengalokasikan dana sekitar 6 milyar rupiah ke Indonesia, dana yang terkumpul dari ibadah puasa umat Mormon yang konon minoritas di negerinya, Amerika itu. "Mengapa memilih Indonesia?" tanya saya. "Tidak hanya Indonesia. Kami juga melakukan bakti sosial ke negara-negara lain. Bagi kami semua manusia sama, karena kita tinggal di planet yang sama," jawab Garry.
-
Bulan Ramadhan tahun berikutnya kami bertemu lagi. Dengan penuh hormat Jean menggenggam tangan saya dan berkata: "Alangkah hebatnya kalian, umat muslim, melakukan puasa selama 30 hari... Pasti banyak sekali dana yang bisa dibagikan pada orang yang kurang beruntung... "
-
Saya merasa sedikit malu mengenang sinar mata Jean ketika mengucapkan kekaguman yang salah alamat itu. Barangkali karena saya tidak pernah mempersoalkan ritual bulan puasa kita yang lucu. Misalnya: Kita memang tidak makan apa-apa sepanjang siang, tapi pengeluaran untuk makan selama bulan puasa malah lebih banyak dari biasanya. Ketika puasa baru berjalan setengah putaran, kita malah belanja lebih banyak lagi demi persiapan merayakan 'kemenangan' -yang belum tentu kita pahami di akhir puasa nanti. Jika sebelum puasa mungkin ada sedikit uang, pada akhir puasa tampaknya harus ada tekad besar untuk 'menambal galian lubang' di kocek kita, supaya bisa bikin lubang dengan tenang di bulan puasa tahun berikutnya. Dan itu masih belum apa-apa. Di daerah tapal kuda Jawa Timur dikenal istilah "telasan" yang berarti "habis-habisan belanja", yang dilakukan selama seminggu setelah puasa berakhir. Tampaknya memang begitu cara kita menjalani bulan puasa. ("Kita?", tanya seorang teman. "Elo aja kalee...")
-
"Tuhan sendiri yang merancang dan memerintahkan puasa, jadi mestinya puasa lebih dari sekedar menghilangkan atau menggeser jadwal makan siang", begitu kata teman saya lainnya. Puasa membuat tubuh belajar mengenali perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan memang bisa macam-macam sekali; maunya ada nasi soto, sate, lotek, atau burger. Padahal kebutuhan di baliknya ya cuma mengisi perut. Perhatian pada kebutuhan, bukan keinginan, akan membuat kita mengenali kembali kata 'cukup', kata yang sudah lama kita abaikan. Memahami kata 'cukup' justru akan membuat kita makan seperlunya, belanja seperlunya, beraktivitas seperlunya, dan ber-apa saja seperlunya....
-
Keinginan juga bisa membuat kita tidak merasa cukup dengan rasa asli makanan yang diolah sekedarnya. Kita terbiasa dengan ekstra garam, gula, dan zat tambahan lain, yang semua itu fungsinya hanya memperdaya lidah dan 'tombol lapar' kita, membuat kita terjebak dalam urusan perut. Kini terbukti bahwa kita merupakan generasi yang tubuhnya tak perlu dilemahkan oleh penyakit aneh-aneh dari luar. Gaya hidup kita saja sudah cukup untuk menyakiti diri kita sendiri. Beruntung ada bulan puasa, bulan yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal kembali rasa asli makanan alami. "Setelah seharian menahan lapar, mestinya tidak sulit untuk merasa cukup dengan menyantap pisang tanpa zat tambahan sebagai makanan pembuka, sebagaimana Rasul menyantap buah kurma segar", begitu kata teman saya. (Saya jadi bertanya-tanya dalam hati, bagaimana kalau puasa malah membuat kita menjadi 'pendendam' yang ingin menebus keterbatasan di siang hari dengan pelampiasan yang hebat di malam hari ?).
-
Tapi memang rasa cukup itu hal yang paling mewah di dunia. Konon kata para sufi, rasa cukup itu identik dengan merasa kaya, bahkan bisa menjadikan kita lebih kaya harta dari sebelumnya. (Tentu saja, karena rasa cukup ini membuat kita tidak perlu ganti HP, ganti mobil, atau ganti pacar tiap tahun kan? "Iya, tidak perlu tiap tahun. Cukup tiap 2-3 tahun", celetuk teman saya yang lain lagi.) Rasa cukup itu bahasa Inggrisnya 'contented' alias puas dan senang. "Enough is equal to a feast", kata pepatah bule. (Rasa cukup itu sepadan dengan kepuasan besar.) "He who knows not when he has enough is poor," kata pepatah Jepang. (Orang yang tidak tahu arti cukup adalah orang miskin.) Orang yang tidak merasa cukup akan menjadi ... p.e.r.u.s.a. k, kata seorang teman. Lho, kok bisa?
-
Rasa tidak cukup itu akan membuat kita sibuk menginginkan hal-hal yang tidak kita miliki, sehingga mengabaikan hal-hal yang kita miliki. Pengabaian itu membuat apa yang sebenarnya kita miliki itu 'memberontak' , menjauh, melemah, hingga menghilang. Ada perempuan yang sibuk memoles diri agar bisa secantik selebriti, hingga mereka lupa memberi dukungan pada pesona uniknya sendiri. Ada orang tua yang sibuk mengejar kekuasaan dan kekayaan materi, hingga melupakan investasinya yang paling berharga, yaitu kekayaan batin si buah hati.
-
Saatnya kembali ke titik awal, dimana makan dan belanja kita untuk pemenuhan kebutuhan, bukan pelampiasan nafsu. Cukup berarti menginginkan atas apa yang kita miliki.
-
Mudah-mudahan puasa dan ritme tubuh baru yang dibentuknya akan membuat kita menjadi diri yang baru di akhir puasa, tepatnya diri yang penuh rasa hormat terhadap asal-usul kita sendiri (jati diri).